Assalamu'alaikum, untuk edisi kali ini saya akan memposting sebuah makalah tentang "Metode Penelitian Dalam Psikologi" yang pernah saya buat sebelumnya. Semoga malah ini dapat membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah anda.
catatan: jangan lupa untuk membuat makalah selalu cantumkan footnote ya friends.
Terimakasih dan Wassalamu'alaikum..
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirabbbil’alamin, puji syukur kehadrat Allah
SWT, Atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan
syafa’atnya di Akhir kelak nanti. Amin.
Penulis
mengucapkan Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat-Nya, baik kesehatan fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pembuatan makalah, sebagai tugas dari mata kuliah psikologi umum.
Tentunya
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi.Sekian dan terimakasih, jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamua’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 01 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN...............................................................................
1
1. Latar
Belakang.....................................................................................
1
2. Rumusan
Masalah.................................................................................
1
3. Tujuan
Penulisan...................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................
2
1. Pengertian
Metode Penelitian...............................................................
2
2. Metode-metode
Dalam Penelitian Psikologi........................................
2
3. Cara
Menerapkan Metode Penelitian Psikologi....................................
10
BAB
III PENUTUP.........................................................................................
13
A. Kesimpulan...........................................................................................
13
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
usahanya untuk mempelajari tingkah laku manusia, psikologi menggunakan beberapa
metode-metode tersendiri untuk menyelidiki terhadap objeknya. Objek psikologi
adalah perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia yang bersifat kompleks dan
selalu berubah. Jiwa bukanlah suatu benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup
dinamis selalu berubah untuk maju menuju kesempurnaannya. Oleh karena itu,
penggunaan untuk suatu metode yang bagaimana baiknya, pasti tidak dapat
menghasilkan kebenaran yang mutlak, sebab tiap-tiap metode pasti memiliki
kelemahan disamping kelebihannya. Penentuan suatu metode merupakan hal yang
penting setelah penentuan objek yang akan dipelajari. Dari segi metode akan
terlihat ilmiah tidaknya suatu penelitian itu. Pada dasarnya metode penelitian
dapat dibedakan atas dua bagian yang besar, yaitu metode longitudinal dan
crossectional. Di samping metode tersebut dalam penelitian psikologi digunakan
pua metode eksperimental dan non-eksperimental.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksut metode penelitian dalam psikologi?
2. Apa
saja metode penelitian dalam psikologi?
3. Bagaimana
menerapkan metode penelitian psikologi?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian metode penelitian dalam psikologi
2. Untuk
mengetahui macam-macam metode penelitian dalam psikologi
3. Untuk
mengetahui cara menerapkan metode penelitian psikologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Penelitian
Didalam kepustakaan, istilah metode mempunyai pengertian yang sama dengan
prosedur, tatacara, alat dan teknik. Pada tulisan ini, pengertian metode atau
prosedur lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan, atau
menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan istilah
tatacara, alat, atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau
membuktikan fakta/data (Fauzi. A, 2008).
Setelah psikologi menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, ia mengalami
perkembangan pesat. Kepesatan ini tidak hanya berupa perbedaan pendapat antara
para ahli, tetapi juga didalam bidang pengalaman dan penemuan metode serta
teknik penelitian dan pengembangannya. Sesorang yang mempelajari psikologi
segera akan menemui beraneka macam psikologi dan keluasan penerapannya (Ahyadi.
AA., 1987).
Sebagai disiplin ilmu yang otonom maka psikologi agama juga memiliki metode
penelitian ilmiah. Kajian dilakukan dengan mempelajari pakta-pakta berdasarkan
data yang terkumpul dan dianalisis secara objektif (Ramayulis, 2007)[1]
B.
Metode-metode
Dalam Penelitian Dalam Psikologi
Penentuan
suatu metode merupakan hal yang penting setelah penentuan objek yang akan
dipelajari. Dari segi metode akan terlihat ilmiah tidaknya suatu penelitian
itu. Dalam kesempatan ini akan dikemukakan metode-metode yang digunakan dalam
lapangan psikologi empiris. Ternyata dalam psikologi juga diterapkan
metode-metode yang digunakan oleh ilmu-ilmu lain, tetapi sudah barang tentu
disesuaikan dengan keadaan objeknya itu sendiri. Pada dasarnya metode
penelitian dapat dibedakan atas dua bagian besar, yaitu metode Longitudinal dan Crossectional.
1. Metode
Longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang
membutuhkan waktu relatif lama untuk mencapai sesuatu hasil penelitian. Dengan metode
ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan, malahan mungkin
tahun demi tahun. Karena itu apabila di lihat segi perjalanan penelitian ini
adalah secara vertikal. Sebagai contoh misalnya metode yang di tempuh dalam
penelitian tentang perkembangan anak. Hasil pengamatan di catat hari demi hari,
bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Hasil tersebut dikumpulkan dan diolah
kemudian di tarik kesimpulan. Sudah barang tentu dengan menggunakan metode
penelitian membutuhkan waktu yang lama, kesabaran serta ketekunan.
2. Metode
Cross-Sectional
Metode ini merupakan suatu metode penelitian yang
tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama di dalam mengandakan penelitian.
Dengan metode ini dalam waktunyang relatif singkat dapat di kumpulkan bahan
yang banyak. Jadi kalau di lihat jalanya penelitian secara horisontal. Sebagai
contoh penelitian dengan menggunakan kuesioner merupakan penelitian yang
bersifat cross-sectional. Sudah barang tentu penelitian ini dapat berlangsung
secara cepat, tetapi pada umumnya kurang mendalam. Karena itu untuk mengatasi
kekurangan di suatu pihak dan mengambil keunggulan di lain pihak. Sering kedua
metode ini digabungkan.
Di samping metode tersebut di atas dalam penelitian
psikologi digunakan pula metode ( a ) eksperimental dan ( b )
non-eksperimental. Dengan metode eksperimental peneliti dengan sengaja
menimbulkan keadaan yang ingin diteliti, dan hal ini berbeda dengan yang
non-eksperimental. Dalam penelitian yang non-eksperimental peneliti mencari
atau yang menunggu sampai dijumpai dengan keadaan atau situasi yang ingin di
teliti, jadi mencari situasi yang ada dalam keadaan wajar (natural).[2]
Digunakan pula metode eksperimental
dan non-eksperimental. Dengan eksperimental peneliti dengan sengaja menimbulkan
keadaan yang ingin diteliti. Non-eksperimentalpeneliti mencari atau menunggu
sampai dijumpai keadaan atau situasi yang ingin diteliti.
Untuk
lebih terperinci dapat dikemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan
psikologi sebagai tersebut :
a. Metode
Introspeksi
Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan
melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan kedalam dirinya sendiri. Metode
introspeksi ini dapat eksperimental dan dapat pula non-eksperimental. Sudah
barang tentu penelitian ini dijalankan dengan penuh kesadaran dan secara
sistematis menurut norma-norma penelitian ilmiah. Tetapi oleh karena dalam
penelitian ini yang menjadi objek adalah dirinyasendiri, maka metode ini
mengandung kelemahan-kelemahan. Kelemahan pokok yang sering dikemukakan
terhadap metode ini ialah bahwa metode ini bersifat subjektif, karena orang
sering tidak jujur dalam mengadakan penilaian terhadap dirinya sendiri apalagi
mengenai hal-hal yang tidak baik. Karena itu dengan metode ini sukar untuk
mencapai segi objektivitas, padahal segi objektivitas dituntut oleh ilmu
pengetahuan.
b. Metode
Introspeksi Eksperimental
Metode ini merupakan penggabungan metode introspeksi
dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sifat subjektivitas dari
metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada introspeksi eksperimental jumlah
subjek banyak, yaitu orang-orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau
banyaknya subjek penelitian hasilkan akan lebih bersifat objektif.
c. Metode
Ekstrospeksi
Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode
ekstrospeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan
demikian diharapkan adanya sifat yang objektif dalam penelitian itu. Orang akan
dapat mengatakan atau menyimpulkan yang terjadi pada orang lain, juga
berdasarkan atas keadaan dirinya sendiri.
d. Metode
Kuesioner
Kuesioner atau sering pula disebut angket merupakan
metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pertanyaan yang
harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian
tersebut. Dengan angket, orang akan dapat memperoleh fakta ataupun opini (opinions). Pertanyaan pada angket
bergantung pada maksut serta tujuan yang ingin di capai. Hal ini akan mempunyai
pengaruh terhadap materi serta bentuk pertanyaan angket ini. Pada dasarnya
angket terdiri dari dua bagian besar yaitu:
·
Bagian yang mengandung dat identitas
·
Bagian yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan
Bagian yang mengandung data identitas
merupakan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap data
identitas dari orang yang dikenai angket. Misalnya: nama, tempat dan tanggal
lahir, dsb. Ini yang disebut angket anonim.
Bagian yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan dapat untuk memperoleh fakta
dan juga dapat untuk memperoleh opini. Pertanyaan itu ada beberapa macam bentuk
atau jenis yang sekaligus memberikan bentuk atau jenis angket, yaitu:
1) Pertanyaan
yang tertutup (close questions),
yaitu bentuk pertanyaan, orang yang akan dikenai angket tinggal memilih
jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut.
2) Pertanyaan
yang terbuka (open questions), yaitu
bentuk pertanyaan yang responden masih diberikan kesempatan seluas-luasnya
untuk memberikan jawaban.
3) Pertanyaan
yang terbuka dan tertutup
Merupakan campuran dari
kedua macam pertanyaan tersebut diatas.
Mengingat bahwa angket itu merupakan
daftar pertanyaan, maka angket dapat dikenakan pada orang-orang sekalipun
sekalipun jauh tempatnya, karena itu angket merupakan metode yang praktis dalam
penelitian. Namun demikian tidak semua situasi dapat tepat digunakan metode
angket. Keuntungan metode angket antara lain :
1) Metode
angket meurpakan metode yang praktis, dari jarak jauh metode ini dapat
digunakan.
2) Dalam
waktu yang singkat dapat dikumpulkan data yang relatif banyak. Disamping itu
tenaga yang digunakan juga sedikit.
3) Orang
dapat menjawab leluasa, sehingga tidak dipengaruhi oleh orang-orang lain.
Disamping
keuntungan-keuntungan tersebut diatas, angket uga mempunyai segi-segi kelemahan
antara lain:
1)
Peneliti mungkin tidak dapat langsung
berhadapan muka dengan yang diteliti, maka apabila ada hal-hal yang kurang
jelas , keterangan lebih lanjut sulit dapat diperoleh.
2)
Pertanyaan-pertaan telah disusun
demikian rupa, sehingga pertanyaan-pertanyaan tidak dapat diubah disesuaikan
dengan situasinya.
3)
Biasanya angket yang telah dikeluarkan
tidak semua dapat kembali.
e. Metode
Interviu
Interviu merupakan metode penelitian dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Kalau pada angket pertanyaan-pertanyaan
diberikan secara lisan, maka pada interviu pertanyaan-pertanyaan diberikan
secara lisan. Kalau kedua metode antara interviu dengn angket dibandingkan maka
pada interviu terdapat keuntungan-keuntungan disamping kelemahan-kelemaham,
diantaranya:
1) Pada
intervieu hal-hal yang kurang jelas dapat diperjelas, sehingga orang dapat
mengerti apa yang dimaksudkan.
2) Pengintervieu
dapat menyesuaikan dengan keadaan yang di intervieu.
3) Dalam
intervieu adanya hubungan yang langsung karena itu diharapkan dapat menimbulkan
suasana hubungan yang baik, dan ini akan memberikan bantuan dalam mendapatkan
bahan-bahan.
Sedangkan
keleman-kelemahannya antara lain:
1) Penelitian
dengan intervieu kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga, sebab
dengan intervieu membutuhkan waktu yang lama.
2) Pada
intervieu dibutuhkan keahlian, dan untuk memenuhi ini dibutuhkan waktu untuk
mendapatkan didikan atau latihan yang khusus.
3) Pada
intervieu apabila telah ada prasangka maka ini akan mempengaruhi intervieu,
sehingga hasilnya tidak objektif.
Apabila
orang memperhatikan patokan-patokan yang ditentukan pada intervieu, metode
intervieu dapat memberikan sumbangan yang besar dalam metode penelitian. Suatu
hal yang penting pada intervieu ialah membuat pertanyaan-pertanyaan sedemikian
rupa hingga yang diintervieu tidak merasa diintervieu dengan hal-hal yang telah
disiapkan terlebih dahulu. Data intervieu kemudian dianalisis hingga mendapatkan
hasilnya.[3]
Secara
lebih terperinci psikologi mempunya metode-metode tertentu yang dapat
dipergunakan dalam berbagai penyelidikan yang menyangkut masalh-masalh
psikologis. Metode-metode tersebut secara garis besarnya dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Obervasi
meliputi: metode introspeksi/ retrospeksi, introspeksi kesperimental,
ekstrospeksi.
b. Pengumpulan (Gathering Methods) diantaranya:
1) Angket
Angket yang disusun
secara teliti dan sempurna dapat memberikan hasil yang berguna, meskipun
demikian ada kesukaran-kesukaran dan keberatan-keberatan yang perlu
diperhatikan yaitu:
·
Angket baru membangkitkan hasil yang
berarti apabila sebelumnya dilaksanakan sudah ditetapkan secara teliti apa-apa
yang akan diselidiki.
·
Menyusun pertanyaan-pertanyaan sukar
sekali, tidak boleh terdapat pertanyaan-pertanyaan yang meragukan yang akan
memungkinkan penjawab menerka-nerka isi jawabannya.
·
Pengolahan hasil angket adalah sukar
karena kemungkinan besar para penjawab angket tidak menggunakan kata-kata atau
bahsa yang sama dalam isi jawaban.
·
Jawaban-jawaban biasanya hanya
menyangkut segi-segi tertentu saja, sehingga sulit bagi kita untuk menggantikan
pertaliannyadengan kepribadian total daripaa penjawab.
2) Biografi
Dengan
jalan mempelajari dan membandingkn biografi-biografi dan autobiografi,
buku-buku harian atau catatan masa muda diusahakan mencapai
kesimpulan-kesimpulan tertentu mengenai kehidupan jiwa.
Keberata-keberatan yang
dapat dikemukakan terhadap cara ini adalah sebagai berikut:
·
Penulis-penulis keterangan biasanya
tidak selalu obyektif, seringkali mereka bersifat sepihak.
·
Perlu disangsikan pula apalagi kalau
karangan-karangan itu baru kemudian hari ditulisnya apakah daya ingatannya kuat
masih dapat meraih segala sesuatu di masa lampau dengan keadaannya yang
sebenarnya, belum lagi soal kejujuran dalam menuliskannya.
·
Mengenai buku-buku harian atau
catatan-catatan masa muda perlu diingat bahwa yang sering menuliskannya adalah
hanya type-type tertentu saja.
3) Pengumpulan
Bahan-bahan
Dengan
jalan mengumpulkan sebanyak mungkin bahan-bahan (gambar, karya seni, syair dan
sebagainya) dapat pula diselidiki sifat-sifat tertentu yang umum. Beberapa
teori mengenai perkembangan menggambarkan sifat-sifat gambaran pada anak-anak
disusun dengan cara ini. Juga pengumpulan barang-barang etnologis mempunyai
arti yang penting dalam penyelidikan segi-segi psikologi pada bangsa-bangsa
tertentu, misalnya mengenai adat istiadat, agama dan sebagainya, ditinjau dari
segi psikologi.
c. Metode
klinis
Dengan tujuan medis dan pedagogis, metode ini
dipergunakan untuk menyelidiki seseorang di tempat yang khusus disediakan untuk
kepentingan ini (di klinik-klinik psikiatri).
Suatu
keuntungan dari metode ini ialah bahwa orang-orang yang diperiksa/diamati itu
berhadapan langsung dengan penyelidik atau dokter dengan laku-laku dan
pernyataan-pernyataan yang spontan.[4]
Ada
beberapa ciri atau sifat yang terdapat pada psikologi klinis yaitu:
·
Memiliki orientasi ilmiah-profesional.
Yang dikamsudkan disini adalah ciri berupa penggunaan metode ilmu dan kaidah
psikologi, dalam pemberian bantuan terhadap individu yang menderita
masalah-masalah psikologismelalui intervensi dan evaluasi psikologis.
·
Menampilkan kompetensi psikolog, karena
psikolog klinis terlatih dalam menggunkan petunjuk dan pengetahuan psikologi
dalam kerja profesionalnya.
·
Menampilkan kopetensi klinikus, karena
berusaha mengerti orang lain dalam kompleksitas alamiah dan transformasi
adaptif secara terus menerus atau berkelanjutan.
·
Ilmiah, karena menggunakan metode ilmiah
untuk mencapai presisi dan objektivitas dalam cara kerja profesionalnya dengan
tetap melakukan validasi untuk setiap individu yang ditanganinya.
·
Profesional, karena lebih menyumbangkan
pelayanan kemanusiaan yang penting bagi individual kelompok sosial, dan
komunikasi untuk memcahkan masalah psikososial dan meningkatkan kualitas hidup.[5]
d. Metode
eksperimen
Dengan melakukan percobaan kita dapat memahami sebab
dan akibat hubungan antara dua variabel. dengan demikian, untuk memhami apakah
hal itu benar-benar berhubungan seperti masalah kurang tidur dan stres, maka
digunakanlah eksperimen, dengan mempertimbangkan hipotesis ini adalah untuk
membuktikan benar ataukah tidak.[6]
C.
Cara
Menerapkan Metode Penelitian Psikologi
Penelitian,
investigasi sistematis yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru – merupakan
suatu komponen inti dari metode ilmiah dalam psikologi. Hal ini memberikan
kunci untuk memahami sejauh mana tingkat akurasi dari hipotesis (dan teori yang
melatarbelakanginya).
Mari kita mulai dengan
mempertimbangkan beberapa tipe penelitian
deskriptif yang didesain untuk
meneliti seseorang, kelompok, atau pola perilaku secara sistematis.
Metode-metode ini termasuk penelitian arsip, observasi naturalistik, penelitian
survei dan studi kasus.
1. Penelitian
Arsip
Misalnya,
seperti psikolog latane dan darley (1970), anda tertarik untuk mencari tahu
lebih jauh tentang situasi-situasi drurat dimana para pengamat tidak memberikan
bantuan. Salah satu tempat pertama yang ingin anda perhitungkan mungkin adalah
sejarah, dengan mencari catatan surat kabar, misalnya, anda mungkin menemukan
dukungan bagi dugaan bahwa penurunan dalam perlakuan menolong dalam sejarahnya
selalu diikuti oleh peningkatan jumlah pengamat. Menggunakan artikel surat
kabar adalah suatu contoh penetian arsip. Dalam penelitian arsip, data yang tersedia, seperti dokumen sensus,
catatan perguruan tinggi, dan kliping surat kabar, diteliti untuk menentukan
apakah terapat perbedaan jenis kelamindalam performa akademis (Sullivan,
Riccio, & Reynolds, 2008).
2. Observasi
Naturalistik
Dalam
observasi naturalistik, peneliti
mengobservasi beberapa perilaku yang terjadi secara alami dan tidak membuat
perubahan apa pun dalam situasi tersebut. Misalnya, seorang peneliti yang
meneliti perilaku menolong dapat mengobservasi jenis bantuan yang diberikan
kepada para korban di suatu daerah dengan tingkat kejahatan yang tinggi di suatu kota.
Poin penting yang harus diingat tentang observasi naturalistik adalah bahwa
sang peneliti sekedar mencatat apa yang terjadi, tanpa membuat modifikasi
terhadapsituasi yang sedang diobservasi (Moore, 2002; Rustin, 2006; Schutt,
2001).
3. Penelitian
Survei
Tidak ada cara yang lebih langsung
untuk mengetahui apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh seseorang
selain dengan cara menanyakan langsung kepada mereka. Untuk alasan ini, survei
merupaka suatu metoe penelitian yang penting. Dalam penelitian survei, sejumlah pertanyaan diajukan kepada suatu sampel yang dipilih untuk mewakili suatu
kelompok yang lebih besar yang dianggap menarik (populasi) tentang periaku, pikiran atau sikap mereka. Metode survei
telah menjadi sedemikian canggih, sehingga dengan suatu sampel yang sangat
kecil pun peneliti dapat menemukan sesuatu dengan tingkat akurasi yang tinggi
dibandingkan respons dari kelompok yang lebih besar. Misalnya, suatu sampel yang
hanya terdiri atas beberapa ribu orang sudah cukup untuk memprediksi diantara
satu atau dua persen poin tentang siapa yang akan memenangkan pemilihan
presiden – jika sampel tersebut dipilih dengan hati-hati (Groves, et al., 2004;
lgo, 2006; Sommer & Sommer, 2001).
4. Studi
Kasus
Ketika membaca tentang seorang
pelaku bom bunuh diri di Timur Tengah, banyak orang bertanya-tanya seperti apa
kepribadian dari seorang teroris atau apa yang melatarbelakangi mereka
melakukan hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan ini, para psikolog harus
melakukan suatu studi kasus. Berkebalikan dengan survei, dimana banyak orang
menjadi objek penelitian, suatu studi kasus adalah suatu penelitian
mendalam dan intensif terhadap seseorang pribadi atau sekelompok kecil orang.
Studi kasus sering kali melibatkan pemeriksaan
psikologis, suatu prosedur dimana serangkaina pertanyaan yang didesain
secara seksama digunakan untuk mendapatkan beberapa masukan tntang kepribadian
dari seorang individu atau kelompok tertentu (Addus, Chen, & Khan, 2007;
Gass, et al., 2000).
5. Penelitan
Korelasional
Dalam penggunaan metode penelitian
deskriptif yang telah kita diskusikan, para peneliti seringkali
berusaha untuk menentukan hubunga natara dua variabel. variabel adalah perilaku, kejadian, atau karakteristik lain yang
dapat berubah, atau bervariasi melalui satu atau beberapa cara. Dalam penelitian korelasional, dua kelompok
variabel diteliti untuk menentukan pakah keduanya terkait, atau “berkorelasi”.
Kekuatan dan arah dari hubungan antara kedua variabel tersebut diwakili dengan
suatu statistik matematis yang dikenal dengan suatu korelasi (atau lebih formalnya, suatu koefisien korelasi), yang dapat bergerak dari +1.0 hingga -1.0.
Suatu korelasi positif
mengindikasikan bahwa ketika nilai dari sautu variabel meningkat, kita dapat
memprediksikan bahwa nilai dari variabel yang lai juga akan meningkat.
Sebaliknya, suatu korelasi negatif
memberi tahu kita bahwa ketika nilai dari satu variabel meningkat, nilai dari
variabel lain akan mengalami penurunan.[7]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan dalam makalah ini kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa metode dalam penelitian psikologi sangat bergam
jenisnya. Tidak hanya satu metode saja dalam memcahkan suatu masalah psikologi,
tapi ada bermacam-macam cara yang bisa digunakan dengan kegunaan yang
berbeda-beda seperti, metode introspeksi, introspeksi eksperimental, ekstrospeksi,
angket, biografi, klinis eksperimen, dan lain sebagainya. Metode-metode
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannnya sendiri-sendiri, serta cara
menerapkan metode tersebut juga berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Yulia,
Witri. 2013. Metode Penelitian Dalam
Psikologi. (http://askilpojele.blogspot.co.id/2013/09/psikologi-umum-tentang-metode.html),
diakses pada tanggal 01 Maret 2016.
Walgito,
Bimo.2005. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Walgito,
Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sabri,
M. Alisuf. 1993. pengantar Psikologi Umum
&Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Wiramihardja,
Sutardjo A. 2012. pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.
Alam,
Masrul. 2015. Makalah Psikologi
Pendidikan (Metode Penelitian Dalam Psikologi), (http://makalahe19.blogspot.co.id/2015/03/makalh-psikologi-pendidikan-metode.html),
diakses 01 Maret 2016.
S.
Feldman, Robert. 2012. Pengantar
Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
[1] Witri
Yulia, “ Metode Penelitian Dalam
Psikologi”, http://askilpojele.blogspot.co.id/2013/09/psikologi-umum-tentang-metode.html,
diakses pada tanggal 01 Maret 2016
pukul 11.40
[2] Bimo
Walgito, Pengantar Psikologi Umum,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005, hlm.26-27
[3] Bimo
Walgito, 2003, Pengantar Psikologi Umum,
Andi, Yogyakarta, hal. 28-34
[4] M.
Alisuf Sabri, 1993, pengantar Psikologi
Umum &Perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, hal.7-12
[5] Sutardjo
A. Wiramihardja, 2012, pengantar
Psikologi Klinis, Refika Aditama, Bandung, hal. 3-4
[6]Masrul
Alam, Makalah Psikologi Pendidikan (Metode Penelitian Dalam Psikologi), (http://makalahe19.blogspot.co.id/2015/03/makalh-psikologi-pendidikan-metode.html),
diakses 01 Maret 2016 pukul 12.30
[7] Robert
S. Feldman, 2012, Pengantar Psikologi,
Salemba Humanika, Jakarta, hal. 44-47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar