kali ini saya akan berbagi kepada kalian semua tentang makalah yang pernah saya buat yaitu "Hak Anak Dalam Islam", semoga bermanfaat bagi kalian semua friends.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji syukur kehadrat Allah SWT, Atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan
Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di Akhir kelak
nanti. Amin.
Penulis
mengucapkan Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat-Nya, baik kesehatan fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis berhasil meelesaikan pembuatan makalah,
sebagai tugas dari mata kuliah dasar-dasar pendidikan anak usia dini.
Tentunya
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi.Sekian dan terimakasih, jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamua’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 29 Februari 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anak
merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian berbagai elemen masyarakat,
bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam keluarga dan bagaimana seharusnya ia
diperlakukan oleh kedua orang tuanya, bahkan juga dalam kehidupan masyarakat
dan negara melalui kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak. Ada berbagai
cara pandang dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak, termasuk oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah
Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan
sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin
oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai
kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.
Kamus
besar bahasa Indonesia mengartikan anak sebagai keturunan kedua. Di samping itu
anak juga berarti manusia yang masih kecil. Anak juga pada hakekatnya adalah
seorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi
untuk menjadi dewasa seiring dengan pertambahan usia. Dalam kontek ini, maka
anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa (orang tua
dan para pendidik).
Pembahasan seputar
anak dalam makalah ini khusus akan membahas tentang kedudukan dan hak anak
dalam perspektif Al-Qur’an agar dapat dijadikan acuan oleh orang tua dan para
pendidik untuk menghantarkan mereka menuju kebaikan dan memelihara serta
meningkatkan potensi mereka. Al-Qur’an menggariskan bahwa anak merupakan
karunia sekaligus amanah Allah swt, sumber kebahagiaan keluarga dan penerus
garis keturunan orang tuanya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
perhatian islam terhadap hak anak?
2. Bagaimana
kebutuhan jasmani anak?
3. Apa
saja kebutuhan jasmani bagi anak?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui perhatian islam terhadap hak anak
2. Untuk
mengetahui apa itu kebutuhan jasmani bagi anak
3. Untuk
mengetahui macam-macam kebutuhan jasmani untuk anak
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perhatian
Islam Terhadap Hak Anak
Sebagai
amanat Allah yang dititipkan kepada dua orang tua anak pada dasarnya harus
memperoleh perawatan, perlindungan, serta peratian yang cukup dari kedua
orangtua, karena kepribadiannya ketika dewas atau keshalehan dan kethalehannya akan sangat bergantung kepada
pendidikan masa kecilnya terutama yang diperoleh dari kedua orangtua dan
keluarganya. Karena disanalah anak akan membangun fondasi bagi tegaknya
kepribadian yang sempurna, sebab pendidikan yang diperolehnya pada masa kecil akan
jauh lebih membekas dalam membentuk kepribadiannya daripada pendidikan yang
diperoleh ketika anak telah dewasa. Dengan demikian maka sesungguhnya kedua
orangtua itulah yang memiliki tanggung jawab langsung dan lebih besar terhadap
pendidikan anak-anaknya, sebab sesuai dengan sabda Nabi saw.
“ Setiap anak yang lahir dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua
orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (H.R
Thabrani dan Baihaqi)
Al-quran telah dengan
tegas mengingatkan kepada kita semua bahwa harta dan anak itu adalah
fitrah/cobaan dari Allah, sebagaimana frimannya:
“Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar.” (Q.S at-Taghaabuun, 64: 15).
Berangkat
dari ayat diatas maka bagaimana sikap kedua orang tua di dalam menghadapi dan
memperlakukan “anak” itu akan sangat mempengaruhi kondisi anak dalam
perkembangannya. Maka adalah menjadi kewajiban orangtua khususnya dan para
pendidik pada umumnyauntuk mengarahkan dan membimbing anak-anak menuju hal-hal
yang baik dan benar serta menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh jelek yang
dapat mewarnai keimanan serta kepribadian mereka (Muhammad Fadlail, 1976: 154).
Nasikh
‘Ulwan menjelaskan penegrtian hadist trsebut dengan mengatakan bahwa pakar
pendidikan dan ahli etika sependapat bahwa setiap anak dilahirkan dalam fithrah
bertauhid (memiliki akidah keimanan kepada Allah)[1].
B.
Kebutuhan
Jasmani Anak
a. Kebutuhan
Jasmani
Kebutuhan
jasmani adalah kebutuhan material yang berguna bagi pengembangan raga,
kelangsungan hidup, dan untuk bertahan hidup. Kebutuhan jasmani atau fisik
terdiri dari empat jenis yaitu :
·
Pangan, yaitu makanan dan minuman untuk
mengatasi rasa lapar dan haus.
·
Sandang, yaitu pakaian yang menutupi
badan untuk mengatasai rasa dingin dan panas serta gigitan binatang.
·
Rumah, yaitu tempat tinggal dan
berlindung bagi keluarga selama hidupnya.
·
Olahraga, yaitu kegiatan untuk
memelihara kesehatan badan.[2]
Pertumbuhan
fisik atau jasmani seorang anak sungguh hal yang menakjubkan. Pertumbuhan
kemampuan fisik yang mengharuskan seorang anak dapat menyesuaikan diri dengan
dengan dunia sekelilingnya. Belajar untuk melihat dan mengenal lingkungannya.
Memegang botol minum, merangkak, berjalan, berkeliling mengeksplorasi berbagai
hal di sekelilingnya, semuanya adalah tugas fisik yang kompleks yang memaksa
anak untuk menggunakan kekuatan, koordinasi dan persepsinya. Pada saat seperti
inilah orang tua dan pendidik lainnya dapat melihat bagaimana anak tumbuh dan
berkembangdengan kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang baru. Untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan jasmaninya, anak membutuhkan eksplorasi dan
interaksi dengan dunia atau lingkungan sekitarnya.
b.
Pola Pertumbuhan Jasmani Anak
pada awal
pertumbuhan dan perkembangan jasmani anak, pertumbuhan ini mengikuti pola
pertumbuhan dalam tiga langkah, yaitu :
1.
Pertumbuhan Langsung
·
Dari besar ke kecil atau dari motorik kasar ke motorik
halus. Artinya, pertumbuhan kemampuan menggerakkan otot motorik kasar terlebih
dahulu seperti leher, bahu, tangna, dan kaki sebelum otot yang digunakan untuk
motorik halus seperti jari tangan, pergelangan tangan, dan koordinasi mata.
Contohnya, anak dapat berjalan sebelum dapat menulis.
·
Dari kepala ke jari kaki atau dari atas ke bawah.
Artinya, anak dapat menggerakkan bagian atas tubuhnya terlebih dahulu sebelum
bagian bawah. Seperti, anak dapat mengangkat kepalanya sebelum dapat berjalan.
·
Dari dalam keluar atau dari pusat keluar. Pada pola yang
ketiga ini otot tumbuh dari pusat tubuh menuju bagian luar dari tubuh. Otot di
sekitar batang tubuh tumbuh lebih dahulu dan lebih kuat dari pada otot bagian
luar seperti pada tangan, kaki, dan sebaginya.
2.
Umum Ke Khusus
Otot besar
mulai bergerak dengan berurutan pada tangan dan kaki anak (otot yang umum).
Kemudian berkembang ke dalam grekana yang lebih spesifik dan berkembang ketika
usia anak bertambah. Misalnya anak pada waktu bayi menggunakan tangan dan
kakinya untuk merangkak, ketika usianya bertambah ia dapat menggunakan
tangannya untuk menggambar dan kakinya untuk berjalan. Maka dapat dikatakan
bahwa otot tumbuh dan bergerak mulai dari kemampuan yang umum dan menjadi lebih
spesifik dan lebih tegas ketika usia anak bertambah.
3.
Perbedaan dan Integrasi Dalam Pertumbuhan
Perbedaan disini adalah perbedaan
yang dirasakan anak dari kemampuan anak menggunakan otot sebelumnya, ketika
anak dapat mengontrol dengan lebih baik bagian-bagian dari tubuh dan kepalanya.
Ketika anak menemukan kelebihan pada bagian-bagian tubuhnya, mereka akan dapat
mengintegrasikan gerakan-gerakan spesifik untuk menampilkan aktivitas fisik
yang lebih kompleks, seperti menari, bermain bola, membangun balok-balok atau
mengendarai sepeda.[3]
C.
Macam-macam
Kebutuhan Jasmani Untuk Anak
1. Masa
Menyusui
Anak
yang shaleh merupakan dambaan semua orang orang-tua. Akan tetapi sebelum kita
bicara tetang anak shaleh, tidak kalah penting kita mesti bicara lebih dahulu
tentang bagaimana anak tumbuh sehat, baik jasmani maupun ruhani dan fisik
maupun mentalnya. Untuk bisa tumbuh sehat mustahil jika tanpa perawatan yang
sebaik-baiknya.
Merawat,
yang terdiri dari menyusui, menyuapi, memandikan, mendidik dan sebagainya
termasuk tugas reproduksi. Akan tetapi berbeda dengan peran reproduksi seperti
hamil dan melahirkan yang bersifat kodrati dan hanya bisa ditangani oleh ibu,
maka merawat anak adaah tugas reproduksi nonkodrati yang pada dasarnya
merupakan tanggung jawab bersama, antara bapak dan ibuanak-anaknya. Bahkan
dalam pandangan fiqih konvensional yang mempertautkan anak sepenuhnya pada
ayah, segala macam pekerjaan merawat anak adalah tanggung jawab ayah.
Terkecuali menyusui, karena pekerjaan menyusui itu sendiri hanya ibu yang bisa
melakukannya.[4]
Penyusuan
anak dalam wacana fiqh dibahasakan dengan istilah ar-Radhâ [radhi’a] yang berarti menyusu [menetek]. Oleh karena itu,
bayi yang menyusu disebut ar-Radhî’
sedangkan ibu yang menysusui anaknya dinamakan al-Mrdhi’. Sementara ibu susuan atau perempuan yang menyusui anak
orang lain disebut al-Murdhi’ah.[5]
Dari
hal diatas dapat disimpulkan masa menyusui itu sangat penting bagi ibu dan
anak. Anak sangat membutuhkan nutrisi dan makanan dari sang ibu yang berupa
ASI. Selain itu dalam masa menyusi ini jalinan antara anak dan ibu akan semakin
erat.
2. Pemberian
ASI
·
Proses pembentukan ASI
Asi
diproduksi oleh kelenjar susu (glandula
mammae) yang berada di dalam payudara. Kelenjar tersebut pada dasarnya
terdapat pada laki-laki dan perempuan, tetapi mengalami perbedaan perkembngan.
Pada perempuan kelenjar susu berkembang lebih sempurna setelah memasuki masa
pubertas. Pada seorang peempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan semakin
berkembang dibawah pengaruh hormon. Proses tersebut dimulai pada trimester
pertama kehamilan.
·
Waktu yang tepat untuk menyusui
Menyusui bayi
dapat dilakukan satu jam setelah lahir, ini penting untuk merangsang proses
pengeluaran air susu ibu. Bayi memerlukan zat yang terkait dengan kekebalan
tubuh. Zat yang mengandung kekebalan tubuh ini dapat ditemukan pada air susu
ibu. Bayi akan menangis ketika lapar, dan harus segara disusui. Hadirnya
tangisan bayi disebabkan oleh adanya rasa lapar atau tidak nyaman (misal popok
basah). Jadi susuilah bayi selagi mau. Melalui proses menyusui berari ibu telah
melindungi kesehatan bayinya. Harris (1992) menjelaskna bahwa ASI dapat
melindungi bayi dari infeksi usus, karena bagian dari usus halus ibu terdiri
dari sel-sel plasma yng memproduksi antibodi untuk bakteri. Sel-sel plasma ini
mengalir ke payudara selanjutnya masuk dan bercampur dengan air susu kemudian
menyiapkan bayi dengan sumber antibodi untuk menghadapi bakteri yang mungkin
menyerang.[6]
ASI dalam jumlah yang cukup merupakan
makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan
pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi
sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World
Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI ekslusif
selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian,
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi.[7]
3. Manfaat
Pemberian ASI Bagi Ibu dan Anak
Pemberian
ASI bagi ibu dan anak sangat memiliki banyak manfaat, tak hanya anak tapi ibu
juga mendapatkan manfaat tersendiri dari pemberian ASI tersebut. Ada beberapa
manfaat yaitu :
·
Kolostrum merupakan ASI eksklusif
ASI
merupakan nutrisi yang bersifat eksklusif bagi bayi, karena diperkirakan di
dalamnya mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok. Diantara 200 unsur
tersebut yang telah diidentifikasi jenis kandungannya adalah zat putih telur,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, fakto pertumbuhan, hormon, enzim, zat
kekebalan, sel darah putih, dan kolostrum.
Dari sekian banyak, unsur yang sering menjadi perbincangan di msyarakat
adalah kolostrum. Bahkan ada pemikiran di kalangan ibu hamil bahwa air susu
dikatakan eksklusif karena mengndung kolostrum.kolostrum penting bagi bayi
karena mengandung banyak gizi dan zat-zat perthanan tubuh. Kolostrum mengandung
banyak karbohidrat, protein, antibodi, dan sedikit lemak (yang sulit dicerna
bayi). Bayi memiliki sistem pencernaan kecil, dan kolostrum memberinya gizi
dalam kosentrasi yang tinggi. Komponen utamanya dikelompokkan menjadi dua yaitu
faktor imun dan faktor pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung banyak vitamin,
mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis
dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh.
·
Peran kolostrum terhadap faktor imunitas
tubuh bayi
ASI
eksklusif yang mengandung kolostrum mampu mendukung sistem imunitas tubuh pada
bayi. Dengan tindakan ini diharapkan bayi akan kebal terhadap serangan berbagai
penyakit dan infeksi. Secara medis menunjukkan bahwa kolostrum mempunyai faktor
imunitas yang kuat yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan
toksin. Kolostrum membantu mengatasi berbagai masalah pencernaan juga
pembentukan tulang bayi.
·
Peran ASI dalam mempererat hubungan ibu
dengan bayinya
ASI
diberikan ketika bayi memerlukannya. Selama masa menetek, bayi tidak diberikan
minuman atau makanan lain selain ASI. Pada saat ini bayi belu mapu mencerna
makanan yang kental, tetapi bayi memerlukan nutrisi khusus. Nutrisi khusus
tersebut hanya ditemukan di dalam ASI. Pada saat menyusu, sebaiknya ibu
memberikan usapan yang lembut agar bayi merasa aman dan nyaman. [8]
Selain
itu ada manfaat lain, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan
bagi ibu, yaitu :
·
Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia
dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
·
Hubungan yang lebih erat karena secara
alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional
antara ibu dan anak.
·
Dengan menyusui bagi rahim ibu akan
berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.
·
Mempercepat berhentinya post parfum
·
Mengurangi kemungkinan kanker payudara
pada masa yang akan datang
·
ASI lebih murah karena tidak usah selalu
membeli susu kaleng dan perlengkpannya.[9]
4. Olahraga
Bagi Anak
Olahraga
dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang ditandai dengan meningkatnya fungsi
jantung, pembuluh darah, sirkulasi darah, sistem pernafasan, dan proses
metabolisme, serta kemampuan tubuh untuk menangkal bermacam-macam penyakit baik
yang disebabkan oleh infeksi maupun bukan infeksi. Olahraga juga dapat
mnegurangi gejala gangguan psikis, misalnya tekanan jiwa dan ketegangan jiwa.
Anak usia dini juga berhak mendapatkan pelayanan olahraga yang memadai sebagai
saran tumbuh kembang demi kesempurnaan perkembangan dan pertumbuhannya.
Pemenuhan kebutuhan akan kegiata olahraga bagi anak berguna demi pertumbuhan
dan perkembangan organ-organ tubuh tersebut secara baik dan optimal. Kondisi
jasamni yang baik merupakan modal utama untuk mengembangkan potensi diri yang
lain.
Aktivitas
olahraga sangat penting bagi anak-anak karena mempunyai banyak manfaat
diantaranya adalah untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh
termasuk juga otak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (imun),
mempunyai fungsi rehabilitasi atau menormalkan kecacatan. Ada beberapa olahraga
yang bisa kita ajarkan kepada anak usia dini yaitu :
·
Gerakan dasar atletik seperti belari,
melompat dsb, karena anak-anak didalam kehdipannya hampir sebagian waktunya
dihabiskan untuk bermain, dengan mealukakn berbagai bentuk gerakan berjalan,
berlari,melompat, dan melempar.
·
Berenang, bawa mereka ke kolam dan
pegang badannya sehingga mereka bisa menendang atau memukul-mukul air dengan
tangan dan kakinya.
·
Senam, salah satu kegiatan yang dapat
merangsang perkembangan fisik motorik anak usia dini. Senam dengan diiringi
musik dan lagumenjadikan kecerdasan anak pun turut terbina.
Selain
yang diatas olahraga yang baik untuk anak usia dini mempunyai karakteristik
diantaranya :
·
Memberi bermacam-macam pengalaman gerak
dalam bentuk permainan dan perlombaan
·
Merangsang perkembangan seluruh panca
indra
·
Mengembangkan imajinasi/fantasi
·
Bergerak mengikuti irama atau lagu juga
cerita
Namun
demikian, dari karakteristik olahraga untuk anak usia dini tersebut diusahakan
dikemas dalam bentuk permainan atau perlombaan agar anak merasa tertarik dan
mendapatkan kesenagan.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan dalam makalah ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hak anak
dalam islam sangat penting dan harus benar-benar diperhatikan. Mereka memiliki
hak yang harus dipenuhi bukan malah diabaikan, karena islam telah mengajarkan
seperti amanat Allah yang dititipkan
kepada dua orang tua anak pada dasarnya harus memperoleh perawatan,
perlindungan, serta perhatian yang cukup dari kedua orangtua, karena
kepribadiannya ketika dewas atau keshalehan
dan kethalehannya akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya
terutama yang diperoleh dari kedua orangtua dan keluarganya. Karena disanalah
anak akan membangun fondasi bagi tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab
pendidikan yang diperolehnya pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam
membentuk kepribadiannya daripada pendidikan yang diperoleh ketika anak telah
dewasa. Tak hanya itu kebutuhan jasmani pada anak juga harus dipenuhi seperti
kebutuhan asi pada saat mereka masih kecil, karena ASI sangat bermanfat bagi
mereka. Kandungan dalam ASI zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, fakto pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, sel darah putih, dan
kolostrum yang baik tumbuh kembang anak kedepannya. Selain ASI anak juga butuh
olahraga demi kesehatan jasmaninya, karena olahraga sangat penting bagi
anak-anak mempunyai banyak manfaat diantaranya untuk memacu pertumbuhan dan
perkembangan organ-organ tubuh termasuk juga otak, meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit (imun).
DAFTAR
PUSTAKA
Juwariyah. Dasar-dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an.
Yogyakarta: Teras. 2010.
Mas’udi, Masdar F. Islam
dan Hak-hak Reproduksi Perempuan. Bandung: Mizan. 1997.
Ghozali, Abdul Moqsit,
Fayumi, Badriyah, Wahid, Marzuki & Hasyim, Syafiq. Tubuh,Seksualitas,dan Kedaulatan Perempuan. Yogyakarta: Rahima.
2002.
Kiptiyah. Kasih Sayang Allah Dalam Rahim Ibu.
Malang: UIN Malang Press. 2009.
Wijaya, Meki. Manusia, Kebutuhan, Dan Etika. ( http://meky-anak-ranau.blogspot.co.id/2011/10/makalah-manusia-kebutuhan-dan-etika.html),
diakses 05 maret 2016.
Bintang, Bunda Gugus. Perkembangan Jasmani Anak Usia Dini. (http://tkgugusbintang.blogspot.co.id/2011/11/perkembangan-jasmani-anak-usia-dini.html),
diakses 05 maret 2016.
Hapsari, Windy. Pemberian
ASI Eksklusif. (https://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-pemberian-asi-eksklusif/),
diakses 05 maret 2016.
Hamsah. Manfaat
ASI. ( http://hamsahpk4.blogspot.co.id/2013/10/makalah-manfaat-asi.html),
diakses 05 Maret 2016.
Multazam, Ahmad. Olahraga
Anak Usia Dini. (http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2012/12/makalah-olahraga-anak-usia-dini.html),
diakses 05 Maret 2016.
[1] Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an,
Teras, Yogyakarta, 2010, hlm. 69-70
[2] Meki Wijaya, “Manusia, Kebutuhan, Dan Etika”, http://meky-anak-ranau.blogspot.co.id/2011/10/makalah-manusia-kebutuhan-dan-etika.html, diakses pada
tanggal 05 maret 2016 pukul 07.18
[3] Bunda Gugus
Bintang, “Perkembangan Jasmani Anak Usia
Dini” , http://tkgugusbintang.blogspot.co.id/2011/11/perkembangan-jasmani-anak-usia-dini.html, diakses pada
tanggal 05 maret 2016 pukul 08.14
[4]
Masdar F. Mas’udi, Islam
dan Hak-hak Reproduksi Perempuan, Mizan, Bandung, 1997, hlm. 144-145
[5] Abdul Moqsit Ghozali, Badriyah
Fayumi, Marzuki Wahid, Syafiq Hasyim, “Tubuh,Seksualitas,dan
Kedaulatan Perempuan”, Rahima, Yogyakarta, 2002, hlm. 39
[6] Kiptiyah, Kasih Sayang Allah Dalam Rahim Ibu, UIN
Malang Press, Malang, 2009, hlm. 146-162
[7] Windy Hapsari,
“Pemberian ASI Eksklusif”, https://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-pemberian-asi-eksklusif/, diakses pada
tanggal 05 maret 2016 pukul 09.10
[8] Kiptiyah, Kasih Sayang Allah Dalam Rahim Ibu, UIN
Malang Press, Malang, 2009, hlm. 153-155
[9] Hamsah, “Manfaat ASI”, http://hamsahpk4.blogspot.co.id/2013/10/makalah-manfaat-asi.html, diakses pada
tanggal 05 Maret 2016 pukul 09.35
[10] Ahmad Multazam,
“Olahraga Anak Usia Dini”, http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2012/12/makalah-olahraga-anak-usia-dini.html, diakses pada
tanggal 05 Maret 2016 pukul 10.10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar