Kamis, 24 Maret 2016

Hak Anak Dalam Islam



kali ini saya akan berbagi kepada kalian semua tentang makalah yang pernah saya buat yaitu "Hak Anak Dalam Islam", semoga bermanfaat bagi kalian semua friends. 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

            Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji syukur kehadrat Allah SWT, Atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di Akhir kelak nanti. Amin.

            Penulis mengucapkan Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat-Nya, baik kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis berhasil meelesaikan pembuatan makalah, sebagai tugas dari mata kuliah dasar-dasar pendidikan anak usia dini.

            Tentunya makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.Sekian dan terimakasih, jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Wassalamua’alaikum Wr.Wb

                                                                                         Yogyakarta, 29 Februari 2016

                                                                                                                 Penulis







  









BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian berbagai elemen masyarakat, bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam keluarga dan bagaimana seharusnya ia diperlakukan oleh kedua orang tuanya, bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara melalui kebijakan-kebijakannya dalam mengayomi anak. Ada berbagai cara pandang dalam menyikapi dan memperlakukan anak yang terus mengalami perkembangan seiring dengan semakin dihargainya hak-hak anak, termasuk oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.

Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan anak sebagai keturunan kedua. Di samping itu anak juga berarti manusia yang masih kecil. Anak juga pada hakekatnya adalah seorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa seiring dengan pertambahan usia. Dalam kontek ini, maka anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa (orang tua dan para pendidik).

Pembahasan seputar anak dalam makalah ini khusus akan membahas tentang kedudukan dan hak anak dalam perspektif Al-Qur’an agar dapat dijadikan acuan oleh orang tua dan para pendidik untuk menghantarkan mereka menuju kebaikan dan memelihara serta meningkatkan potensi mereka. Al-Qur’an menggariskan bahwa anak merupakan karunia sekaligus amanah Allah swt, sumber kebahagiaan keluarga dan penerus garis keturunan orang tuanya.











B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana perhatian islam terhadap hak anak?

2.      Bagaimana kebutuhan jasmani anak?

3.      Apa saja kebutuhan jasmani bagi anak?



C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui perhatian islam terhadap hak anak

2.      Untuk mengetahui apa itu kebutuhan jasmani bagi anak

3.      Untuk mengetahui macam-macam kebutuhan jasmani untuk anak





































BAB II

PEMBAHASAN



A.    Perhatian Islam Terhadap Hak Anak

Sebagai amanat Allah yang dititipkan kepada dua orang tua anak pada dasarnya harus memperoleh perawatan, perlindungan, serta peratian yang cukup dari kedua orangtua, karena kepribadiannya ketika dewas atau keshalehan dan kethalehannya akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya terutama yang diperoleh dari kedua orangtua dan keluarganya. Karena disanalah anak akan membangun fondasi bagi tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab pendidikan yang diperolehnya pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam membentuk kepribadiannya daripada pendidikan yang diperoleh ketika anak telah dewasa. Dengan demikian maka sesungguhnya kedua orangtua itulah yang memiliki tanggung jawab langsung dan lebih besar terhadap pendidikan anak-anaknya, sebab sesuai dengan sabda Nabi saw.

Setiap anak yang lahir dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (H.R Thabrani dan Baihaqi)

Al-quran telah dengan tegas mengingatkan kepada kita semua bahwa harta dan anak itu adalah fitrah/cobaan dari Allah, sebagaimana frimannya:

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S at-Taghaabuun, 64: 15).

Berangkat dari ayat diatas maka bagaimana sikap kedua orang tua di dalam menghadapi dan memperlakukan “anak” itu akan sangat mempengaruhi kondisi anak dalam perkembangannya. Maka adalah menjadi kewajiban orangtua khususnya dan para pendidik pada umumnyauntuk mengarahkan dan membimbing anak-anak menuju hal-hal yang baik dan benar serta menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh jelek yang dapat mewarnai keimanan serta kepribadian mereka (Muhammad Fadlail, 1976: 154).

Nasikh ‘Ulwan menjelaskan penegrtian hadist trsebut dengan mengatakan bahwa pakar pendidikan dan ahli etika sependapat bahwa setiap anak dilahirkan dalam fithrah bertauhid (memiliki akidah keimanan kepada Allah)[1].







B.     Kebutuhan Jasmani Anak

a.       Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan material yang berguna bagi pengembangan raga, kelangsungan hidup, dan untuk bertahan hidup. Kebutuhan jasmani atau fisik terdiri dari empat jenis  yaitu :

·         Pangan, yaitu makanan dan minuman untuk mengatasi rasa lapar dan haus.

·         Sandang, yaitu pakaian yang menutupi badan untuk mengatasai rasa dingin dan panas serta gigitan binatang.

·         Rumah, yaitu tempat tinggal dan berlindung bagi keluarga selama hidupnya.

·         Olahraga, yaitu kegiatan untuk memelihara kesehatan badan.[2]

 Pertumbuhan fisik atau jasmani seorang anak sungguh hal yang menakjubkan. Pertumbuhan kemampuan fisik yang mengharuskan seorang anak dapat menyesuaikan diri dengan dengan dunia sekelilingnya. Belajar untuk melihat dan mengenal lingkungannya. Memegang botol minum, merangkak, berjalan, berkeliling mengeksplorasi berbagai hal di sekelilingnya, semuanya adalah tugas fisik yang kompleks yang memaksa anak untuk menggunakan kekuatan, koordinasi dan persepsinya. Pada saat seperti inilah orang tua dan pendidik lainnya dapat melihat bagaimana anak tumbuh dan berkembangdengan kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang baru. Untuk memenuhi kebutuhan perkembangan jasmaninya, anak membutuhkan eksplorasi dan interaksi dengan dunia atau lingkungan sekitarnya.

b.      Pola Pertumbuhan Jasmani Anak

pada awal pertumbuhan dan perkembangan jasmani anak, pertumbuhan ini mengikuti pola pertumbuhan dalam tiga langkah, yaitu :

1.      Pertumbuhan Langsung

·         Dari besar ke kecil atau dari motorik kasar ke motorik halus. Artinya, pertumbuhan kemampuan menggerakkan otot motorik kasar terlebih dahulu seperti leher, bahu, tangna, dan kaki sebelum otot yang digunakan untuk motorik halus seperti jari tangan, pergelangan tangan, dan koordinasi mata. Contohnya, anak dapat berjalan sebelum dapat menulis.

·         Dari kepala ke jari kaki atau dari atas ke bawah. Artinya, anak dapat menggerakkan bagian atas tubuhnya terlebih dahulu sebelum bagian bawah. Seperti, anak dapat mengangkat kepalanya sebelum dapat berjalan.

·         Dari dalam keluar atau dari pusat keluar. Pada pola yang ketiga ini otot tumbuh dari pusat tubuh menuju bagian luar dari tubuh. Otot di sekitar batang tubuh tumbuh lebih dahulu dan lebih kuat dari pada otot bagian luar seperti pada tangan, kaki, dan sebaginya.

2.      Umum Ke Khusus

Otot besar mulai bergerak dengan berurutan pada tangan dan kaki anak (otot yang umum). Kemudian berkembang ke dalam grekana yang lebih spesifik dan berkembang ketika usia anak bertambah. Misalnya anak pada waktu bayi menggunakan tangan dan kakinya untuk merangkak, ketika usianya bertambah ia dapat menggunakan tangannya untuk menggambar dan kakinya untuk berjalan. Maka dapat dikatakan bahwa otot tumbuh dan bergerak mulai dari kemampuan yang umum dan menjadi lebih spesifik dan lebih tegas ketika usia anak bertambah.

3.      Perbedaan dan Integrasi Dalam Pertumbuhan

Perbedaan disini adalah perbedaan yang dirasakan anak dari kemampuan anak menggunakan otot sebelumnya, ketika anak dapat mengontrol dengan lebih baik bagian-bagian dari tubuh dan kepalanya. Ketika anak menemukan kelebihan pada bagian-bagian tubuhnya, mereka akan dapat mengintegrasikan gerakan-gerakan spesifik untuk menampilkan aktivitas fisik yang lebih kompleks, seperti menari, bermain bola, membangun balok-balok atau mengendarai sepeda.[3]

C.    Macam-macam Kebutuhan Jasmani Untuk Anak

1.      Masa Menyusui

Anak yang shaleh merupakan dambaan semua orang orang-tua. Akan tetapi sebelum kita bicara tetang anak shaleh, tidak kalah penting kita mesti bicara lebih dahulu tentang bagaimana anak tumbuh sehat, baik jasmani maupun ruhani dan fisik maupun mentalnya. Untuk bisa tumbuh sehat mustahil jika tanpa perawatan yang sebaik-baiknya.

Merawat, yang terdiri dari menyusui, menyuapi, memandikan, mendidik dan sebagainya termasuk tugas reproduksi. Akan tetapi berbeda dengan peran reproduksi seperti hamil dan melahirkan yang bersifat kodrati dan hanya bisa ditangani oleh ibu, maka merawat anak adaah tugas reproduksi nonkodrati yang pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama, antara bapak dan ibuanak-anaknya. Bahkan dalam pandangan fiqih konvensional yang mempertautkan anak sepenuhnya pada ayah, segala macam pekerjaan merawat anak adalah tanggung jawab ayah. Terkecuali menyusui, karena pekerjaan menyusui itu sendiri hanya ibu yang bisa melakukannya.[4]

Penyusuan anak dalam wacana fiqh dibahasakan dengan istilah ar-Radhâ [radhi’a] yang berarti menyusu [menetek]. Oleh karena itu, bayi yang menyusu disebut ar-Radhî’ sedangkan ibu yang menysusui anaknya dinamakan al-Mrdhi’. Sementara ibu susuan atau perempuan yang menyusui anak orang lain disebut al-Murdhi’ah.[5]

Dari hal diatas dapat disimpulkan masa menyusui itu sangat penting bagi ibu dan anak. Anak sangat membutuhkan nutrisi dan makanan dari sang ibu yang berupa ASI. Selain itu dalam masa menyusi ini jalinan antara anak dan ibu akan semakin erat.

2.      Pemberian ASI

·         Proses pembentukan ASI

Asi diproduksi oleh kelenjar susu (glandula mammae) yang berada di dalam payudara. Kelenjar tersebut pada dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan, tetapi mengalami perbedaan perkembngan. Pada perempuan kelenjar susu berkembang lebih sempurna setelah memasuki masa pubertas. Pada seorang peempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan semakin berkembang dibawah pengaruh hormon. Proses tersebut dimulai pada trimester pertama kehamilan.



·         Waktu yang tepat untuk menyusui

Menyusui bayi dapat dilakukan satu jam setelah lahir, ini penting untuk merangsang proses pengeluaran air susu ibu. Bayi memerlukan zat yang terkait dengan kekebalan tubuh. Zat yang mengandung kekebalan tubuh ini dapat ditemukan pada air susu ibu. Bayi akan menangis ketika lapar, dan harus segara disusui. Hadirnya tangisan bayi disebabkan oleh adanya rasa lapar atau tidak nyaman (misal popok basah). Jadi susuilah bayi selagi mau. Melalui proses menyusui berari ibu telah melindungi kesehatan bayinya. Harris (1992) menjelaskna bahwa ASI dapat melindungi bayi dari infeksi usus, karena bagian dari usus halus ibu terdiri dari sel-sel plasma yng memproduksi antibodi untuk bakteri. Sel-sel plasma ini mengalir ke payudara selanjutnya masuk dan bercampur dengan air susu kemudian menyiapkan bayi dengan sumber antibodi untuk menghadapi bakteri yang mungkin menyerang.[6]

ASI dalam jumlah yang cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI ekslusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.[7]

3.      Manfaat Pemberian ASI Bagi Ibu dan Anak

Pemberian ASI bagi ibu dan anak sangat memiliki banyak manfaat, tak hanya anak tapi ibu juga mendapatkan manfaat tersendiri dari pemberian ASI tersebut. Ada beberapa manfaat yaitu :

·         Kolostrum merupakan ASI eksklusif

ASI merupakan nutrisi yang bersifat eksklusif bagi bayi, karena diperkirakan di dalamnya mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok. Diantara 200 unsur tersebut yang telah diidentifikasi jenis kandungannya adalah zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, fakto pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, sel darah putih, dan kolostrum.  Dari sekian banyak, unsur yang sering menjadi perbincangan di msyarakat adalah kolostrum. Bahkan ada pemikiran di kalangan ibu hamil bahwa air susu dikatakan eksklusif karena mengndung kolostrum.kolostrum penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-zat perthanan tubuh. Kolostrum mengandung banyak karbohidrat, protein, antibodi, dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi). Bayi memiliki sistem pencernaan kecil, dan kolostrum memberinya gizi dalam kosentrasi yang tinggi. Komponen utamanya dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor imun dan faktor pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung banyak vitamin, mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh.

·         Peran kolostrum terhadap faktor imunitas tubuh bayi

ASI eksklusif yang mengandung kolostrum mampu mendukung sistem imunitas tubuh pada bayi. Dengan tindakan ini diharapkan bayi akan kebal terhadap serangan berbagai penyakit dan infeksi. Secara medis menunjukkan bahwa kolostrum mempunyai faktor imunitas yang kuat yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan toksin. Kolostrum membantu mengatasi berbagai masalah pencernaan juga pembentukan tulang bayi.

·         Peran ASI dalam mempererat hubungan ibu dengan bayinya

ASI diberikan ketika bayi memerlukannya. Selama masa menetek, bayi tidak diberikan minuman atau makanan lain selain ASI. Pada saat ini bayi belu mapu mencerna makanan yang kental, tetapi bayi memerlukan nutrisi khusus. Nutrisi khusus tersebut hanya ditemukan di dalam ASI. Pada saat menyusu, sebaiknya ibu memberikan usapan yang lembut agar bayi merasa aman dan nyaman. [8]

Selain itu ada manfaat lain, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu :

·         Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.

·         Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

·         Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.

·         Mempercepat berhentinya post parfum

·         Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang

·         ASI lebih murah karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkpannya.[9]

4.      Olahraga Bagi Anak

Olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang ditandai dengan meningkatnya fungsi jantung, pembuluh darah, sirkulasi darah, sistem pernafasan, dan proses metabolisme, serta kemampuan tubuh untuk menangkal bermacam-macam penyakit baik yang disebabkan oleh infeksi maupun bukan infeksi. Olahraga juga dapat mnegurangi gejala gangguan psikis, misalnya tekanan jiwa dan ketegangan jiwa. Anak usia dini juga berhak mendapatkan pelayanan olahraga yang memadai sebagai saran tumbuh kembang demi kesempurnaan perkembangan dan pertumbuhannya. Pemenuhan kebutuhan akan kegiata olahraga bagi anak berguna demi pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh tersebut secara baik dan optimal. Kondisi jasamni yang baik merupakan modal utama untuk mengembangkan potensi diri yang lain.

Aktivitas olahraga sangat penting bagi anak-anak karena mempunyai banyak manfaat diantaranya adalah untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh termasuk juga otak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (imun), mempunyai fungsi rehabilitasi atau menormalkan kecacatan. Ada beberapa olahraga yang bisa kita ajarkan kepada anak usia dini yaitu :

·         Gerakan dasar atletik seperti belari, melompat dsb, karena anak-anak didalam kehdipannya hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain, dengan mealukakn berbagai bentuk gerakan berjalan, berlari,melompat, dan melempar.

·         Berenang, bawa mereka ke kolam dan pegang badannya sehingga mereka bisa menendang atau memukul-mukul air dengan tangan dan kakinya.

·         Senam, salah satu kegiatan yang dapat merangsang perkembangan fisik motorik anak usia dini. Senam dengan diiringi musik dan lagumenjadikan kecerdasan anak pun turut terbina.

Selain yang diatas olahraga yang baik untuk anak usia dini mempunyai karakteristik diantaranya :

·         Memberi bermacam-macam pengalaman gerak dalam bentuk permainan dan perlombaan

·         Merangsang perkembangan seluruh panca indra

·         Mengembangkan imajinasi/fantasi

·         Bergerak mengikuti irama atau lagu juga cerita

Namun demikian, dari karakteristik olahraga untuk anak usia dini tersebut diusahakan dikemas dalam bentuk permainan atau perlombaan agar anak merasa tertarik dan mendapatkan kesenagan.[10]























BAB III

PENUTUP



A.    Kesimpulan

Dari penjelasan dalam makalah ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hak anak dalam islam sangat penting dan harus benar-benar diperhatikan. Mereka memiliki hak yang harus dipenuhi bukan malah diabaikan, karena islam telah mengajarkan seperti  amanat Allah yang dititipkan kepada dua orang tua anak pada dasarnya harus memperoleh perawatan, perlindungan, serta perhatian yang cukup dari kedua orangtua, karena kepribadiannya ketika dewas atau keshalehan dan kethalehannya akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya terutama yang diperoleh dari kedua orangtua dan keluarganya. Karena disanalah anak akan membangun fondasi bagi tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab pendidikan yang diperolehnya pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam membentuk kepribadiannya daripada pendidikan yang diperoleh ketika anak telah dewasa. Tak hanya itu kebutuhan jasmani pada anak juga harus dipenuhi seperti kebutuhan asi pada saat mereka masih kecil, karena ASI sangat bermanfat bagi mereka. Kandungan dalam ASI zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, fakto pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, sel darah putih, dan kolostrum yang baik tumbuh kembang anak kedepannya. Selain ASI anak juga butuh olahraga demi kesehatan jasmaninya, karena olahraga sangat penting bagi anak-anak mempunyai banyak manfaat diantaranya untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh termasuk juga otak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (imun).















  


DAFTAR PUSTAKA



Juwariyah. Dasar-dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Teras. 2010.

Mas’udi, Masdar F.  Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan. Bandung: Mizan. 1997.

Ghozali, Abdul Moqsit, Fayumi, Badriyah, Wahid, Marzuki & Hasyim, Syafiq. Tubuh,Seksualitas,dan Kedaulatan Perempuan. Yogyakarta: Rahima. 2002.

Kiptiyah. Kasih Sayang Allah Dalam Rahim Ibu. Malang: UIN Malang Press. 2009.

Wijaya, Meki. Manusia, Kebutuhan, Dan Etika. ( http://meky-anak-ranau.blogspot.co.id/2011/10/makalah-manusia-kebutuhan-dan-etika.html), diakses 05 maret 2016.

Bintang, Bunda Gugus. Perkembangan Jasmani Anak Usia Dini. (http://tkgugusbintang.blogspot.co.id/2011/11/perkembangan-jasmani-anak-usia-dini.html), diakses 05 maret 2016.

Hapsari, Windy. Pemberian ASI Eksklusif.  (https://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-pemberian-asi-eksklusif/), diakses 05 maret 2016.

Hamsah. Manfaat ASI. ( http://hamsahpk4.blogspot.co.id/2013/10/makalah-manfaat-asi.html), diakses 05 Maret 2016.

Multazam, Ahmad. Olahraga Anak Usia Dini.  (http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2012/12/makalah-olahraga-anak-usia-dini.html), diakses 05 Maret 2016.







[1] Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an, Teras, Yogyakarta, 2010, hlm. 69-70

[2] Meki Wijaya, “Manusia, Kebutuhan, Dan Etika”, http://meky-anak-ranau.blogspot.co.id/2011/10/makalah-manusia-kebutuhan-dan-etika.html, diakses pada tanggal 05 maret 2016 pukul 07.18

[3] Bunda Gugus Bintang, “Perkembangan Jasmani Anak Usia Dini” , http://tkgugusbintang.blogspot.co.id/2011/11/perkembangan-jasmani-anak-usia-dini.html, diakses pada tanggal 05 maret 2016 pukul 08.14

[4] Masdar F.  Mas’udi, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan, Mizan, Bandung, 1997, hlm. 144-145

[5] Abdul Moqsit Ghozali, Badriyah Fayumi, Marzuki Wahid, Syafiq Hasyim, “Tubuh,Seksualitas,dan Kedaulatan Perempuan”, Rahima, Yogyakarta, 2002, hlm. 39



[6] Kiptiyah, Kasih Sayang Allah Dalam Rahim Ibu, UIN Malang Press, Malang, 2009, hlm. 146-162

[7] Windy Hapsari, “Pemberian ASI Eksklusif”, https://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-pemberian-asi-eksklusif/, diakses pada tanggal 05 maret 2016 pukul 09.10

[8] Kiptiyah, Kasih Sayang Allah Dalam Rahim Ibu, UIN Malang Press, Malang, 2009, hlm. 153-155


[9] Hamsah, “Manfaat ASI”, http://hamsahpk4.blogspot.co.id/2013/10/makalah-manfaat-asi.html, diakses pada tanggal 05 Maret 2016 pukul 09.35


[10] Ahmad Multazam, “Olahraga Anak Usia Dini”, http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2012/12/makalah-olahraga-anak-usia-dini.html, diakses pada tanggal 05 Maret 2016 pukul 10.10
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar